Info Sekolah
Selasa, 14 Jan 2025
  • Engkau tak dapat meraih ilmu kecuali dengan enam hal, yaitu: cerdas, selalu ingin tahu, tabah, punya bekal dalam menuntut ilmu, bimbingan dari guru, dan dalam waktu yang lama.
  • Engkau tak dapat meraih ilmu kecuali dengan enam hal, yaitu: cerdas, selalu ingin tahu, tabah, punya bekal dalam menuntut ilmu, bimbingan dari guru, dan dalam waktu yang lama.

Wawasan Almamater

Potensi setiap orang tidak terbatas dan dapat dikembangkan setinggi-tingginya.

Kita hanya memanfaatkan sebagian kecil saja dari potensi kita.“We live only part of the life we are given.”Padahal secara teosofis, manusia adalah anggota kafilah ruhani menuju Tuhan Yang Maha Tak Terbatas.Perjalanan manusiapun tak terbatas, karena tiada henti tanpa tepi.Secara antropologis-pedagogis, kita harus mendefinisikan murid memiliki potensi yang tak terbatas.Semua orang dilahirkan dalam keadaan cerdas.Pendidikan harus berhenti membuat orang menjadi bodoh.Pendidikan harus mampu mengaktualkan secara maksimal potensi manusia.

Setiap orang harus berusaha mendekati Allah dan menyerap asma-Nya yang tidak terhingga.

    Hadits yang berbunyi “takhallaquu bi akhlaaqillah” menunjukkan bahwa manusia harus menyerap asma Tuhan.Pendidikan harus mengembangkan manusia untuk men-Tuhan, artinya bagaimana setiap manusia berakhlak seperti akhlak Tuhan atau pendidikan adalah upaya merealisasikan asma Allah dalam diri manusia. Dalam Islam, hidup adalah perjalanan panjang dari “tanah” menuju “Ruh Allah”, dari kegelapan menuju cahaya, dari makhluk menuju Khaliq. Dalam safar ruhani ini manusia harus menyerap nama-nama Allah. Asma Allah mencerminkan sifat-sifat-Nya, seperti Pengasih, Penyayang, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang syahadah (kasat mata), dst.

    Manusia yang ideal mencapai ketinggian dalam akhlak, intelegensi dan kreativitas.

    Pendidikan model Barat mengembangkan manusia yang berintelegensia dan kreatif, tetapi tidak berakhlak. Sementara pendidikan Islam (tradisional) hanya mengembangkan akhlak, tanpa intelegensia dan kreativitas. SMA Plus Muthahhari mengintegrasikan pendidikan model Barat (intelegensia dan kreativitas) dengan model pendidikan Islam tradisional (akhlak).

    Belajar yang efektif hanya terjadi dalam suasana yang menyenangkan dan dengan kegiatan yang emngaktifkan semua kecerdasan.

    Lingkungan fisik, psikologis dan social sekolah harus menyenangkan.SMA Plus Muthahhari menata lingkungan fisik yang menyenangkan murid.Ruang kelas dilengkapi AC, hiasan dinding yang indah dipandang serta hiasan-hiasan lain hasil kreativitas murid, serta musik Barouqe yang mampu mengendurkan saraf-saraf mengalun sayupsayup selama kegiatan belajar berlangsung.Kursi belajar yang bisa digeser dengan fleksibel, sehingga memudahkan murid untuk meluruskan kaki dan bergerak.Murid boleh belajar sambil minum. Guru harus banyak memuji murid, tidak boleh mencelanya. Murid boleh mengkritik guru, karyawan dan pimpinan sekolah.

    Setiap orang harus berusaha menghargai kebaikan orang lain dan menutupi keburukannya.

    Aib apa saja yang ada pada murid (nilai rendah, rahasia pribadi yang dirasakan kurang baik, sifat-sifat yang jelek dan hal-hal yang sifatnya sangat pribadi) hanya murid yang bersangkutan saja yang tahu. Guru dan atau karyawan sekolah harus menyembunyikannya. Kalaupun diungkap hanya untuk kepentingan pembimbingan pribadi murid. Itupun diungkap tanpa diketahui oleh orang lain. Sebaliknya kebaikan-kebaikan murid (prestasi apa saja) harus ditampakkan, diberikan penghargaan.

    Setiap orang harus menilai orang lain dari amal salehnya.

    SMA Plus Muthahhari tidak memandang orang lain dari latar belakang social-ekonomi, etnis, kekeluargaan ataupun madzhabnya. Semua orang yang datang hanya dilihat dari sumbangannya bagi Islam, dari amalnya.

    Dengan kemauan, kepercayaan dan harga diri setiap orang harus berusaha menjadi yang terbaik.

    “Al-Islam ya’luu walaa yu’laa ‘alaihi” benar-benar ditekankan di SMA Plus Muthahhari. Murid-murid didorong untuk menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang. Oleh karena itu murid-murid SMA Plus Muthahhari selalu berusaha melibatkan diri dalam berbagai lomba.

    Manusia kreatif berani berbeda dari kebanyakan orang dengan perbedaan yang produktif.

    SMA Plus Muthahhari mendorong orang agar berani tempil beda. Oleh karena itu perbedaan paham dan madzhab sangat dihormati. Kepada murid-muridpun diajarkan Perbandingan Madzhab agar mereka punya pandangan yang kokoh, sekaligus toleran terhadap madzhab dan pendapat yang berbeda.

    Setiap manusia mempunyai karakteristik khusus dan karena itu harus diperlakukan secara khusus pula.

    Atas dasar prinsip psikologis yang memandang bahwa setiap manusia mempunyai kecerdasan dan minat yang berbeda-beda, maka SMA Plus Muthahhari memberikan pelayanan terhadap murid sesuai dengan potensinya.

    Guru dan murid adalah mitra belajar dan sahabat dalam kafilah ruhani menuju Allah.

    SMA Plus Muthahhari menerapkan system kemitraan diantara guru dengan muridnya. Guru bukan subyek dan murid obyek. Hubungan guru dengan murid bukan hubungan manipulatif, yaitu guru membentuk murid sekehendak hatinya. Guru tidak menggurui, karena pada saat yang sama gurupun bisa menjadi murid. Guru mendapat masukan dari murid. Misalnya dalam pemilihan metode mengajar. Guru dan murid terlibat dalam hubungan cinta yang transformatif. Dalam proses belajar-mengajar keduanya berubah, semakin lama semakin membaik.